Dalam industri perminyakan, gas alam yang diperoleh dari ladang gas akan dibersihkan dari zat-zat pengotornya, zat pengotor tersebut dalam dunia teknik perminyakan disebut impurities. Kadar impuritis dapat diketahui dengan melakukan pengujian komposisi pada gas, selain itu, dengan diketahuinya komposisi maka sifat-sifat dari gas alam juga akan diketahui. Setelah dilakukan tahap pengurangan/penghilangan impuritis, maka gas tersebut sudah dapat diolah untuk menghasilkan produk-produk LNG (Liquefied Natural Gas), BBG (Bahan Bakar Gas) maupun LPG (Liquefied Petroleum Gas).
Umumnya, pengujian komposisi gas alam dilakukan sedusi dengan metode American Standard Testing and Material 1945 (ASTM 1945) atau Gas Processor Association (GPA 2261). Metode pengujian ini menggunakan peralatan kromatografi gas, alat ini mampu mendeteksi komposisi gas alam dan komponen di dalamnya. Adapun komponen gas yang dimaksud seperti pada tabel di bawah, disusun berdasarkan naiknya titik didih:
Dengan peralatan kromatografi gas, komponen-komponen gas alam dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponen dan aksinya terhadap fase diam sebagai isi kolom kromatografi gas.
Karakterisasi Gas Alam
Penggunaan gas alam sebagai umpan atau bahan baku harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, untuk mengetahui kulitas dari bahan baku apakah sudah sesuai dengan standar maka dilakukan pengujian di laboratorium. Tujuan dari standar tadi yakni agar tahap pengolahan dapat berlangsung dengan aman (tidak merusak peralatan yang digunakan) dan memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan.Sifat-Sifat Gas Alam
Setelah melalui tahap pemurnian (treating), maka gas alam harus memenuhi sifat-sifat sesuai dengan kegunaannya. Adapun sifat-sifat yang dimaksud antara lain:
- Memiliki hidrokarbon dengan kemurnian tinggi, tujuannya untuk menjamin kualitas maupun kuantitas gas alam.
- Tidak menimbulkan korosi/karat terhadap peralatan pengolahan.
- Mempunyai nilai kalori tinggi bila gas tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar.
- Produk yang dihasilkan, terutama dalam bentuk gas cair tidak menimbulkan endapan (berupa hidrokarbon berat) pada sistem penampungan/penyimpanan.
- Tidak menimbulkan jelaga (asap) ketika terjadi pembakaran, tujuannya agar tidak mencemari udara.
- Untuk point yang terakhir merupakan salah satu yang paling penting, yakni harus memiliki tekanan uap yang cukup agar tidak membahayakan keselamatan ketika pengangkutan, penyimpanan dan penyaluran.
Di bawah ini adalah tabel parameter uji gas alam:
Signifikansi Pengujian Komposisi dan Komponen Gas Alam
Yang dimaksud dari signifikansi pengujian gas alam adalah arti dan kegunaan dari suatu pengujian gas alam. Jenis gas alam disesuaikan dengan jumlah senyawa dan gabungan senyawa yang terlarut di dalam gas tersebut. Jenis dan kadar senyawa yang terlarut erat hubungannya dengan kualitas dan kuantitas gas sebagai umpan untuk pembuatan LNG, BBG dan LPG.
Umumnya, pengujian komposisi gas alam dilakukan sedusi dengan metode American Standard Testing and Material 1945 (ASTM 1945) atau Gas Processor Association (GPA 2261). Metode pengujian ini menggunakan peralatan kromatografi gas, alat ini mampu mendeteksi komposisi gas alam dan komponen di dalamnya. Adapun komponen gas yang dimaksud seperti pada tabel di bawah, disusun berdasarkan naiknya titik didih:
Dengan peralatan kromatografi gas, komponen-komponen gas alam dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponen dan aksinya terhadap fase diam sebagai isi kolom kromatografi gas.
Konsentrasi Komponen Dalam Gas Alam
Umumnya range (kisaran) konsentrasi masing-masing komponen yang terdapat dalam gas alam menurut ASTM 1945 dan GPA 2261 adalah sebagai berikut:
Setelah dilakukan pengujian komposisi gas alam, dan dengan diketahuinya komposisi di dalamnya maka sudah dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung sifat-sifat gas tersebut, seperti nilai kalori, tekanan uap, SG (Specific Gravity). Besarnya kandungan komponen-komponen hidrokarbon dalam gas alam akan menentukan mutu gas tersebut, entah itu dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya. Semakin tinggi konsentasi hidrokarbon maka mutu dari gas alam tersebut akan semakin tinggi. Sementara untuk komponen non hidrokarbon bila kadarnya cukup tinggi maka mutu gas alam akan semakin rendah. Disamping itu, kandungan komponen non hidrokarbon digunakan untuk menentukan jenis dan dosis bahan kimia pada proses purifikasi atau treating, sehingga produk yang dihasilkan (LNG, LPG maupun BBG) dapat memenuhi spesifikasi.
Sekian ulasan kali ini mengenai sifat-sifat gas alam dan pengujian komposisinya. Artikel berikutnya akan dibahas tentang penggunaan hasil olahan gas alam pada berbagai bidang. Semoga artikel pengetahuan ini dapat menambah wawasan Anda, Terimkasih.
Setelah dilakukan pengujian komposisi gas alam, dan dengan diketahuinya komposisi di dalamnya maka sudah dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung sifat-sifat gas tersebut, seperti nilai kalori, tekanan uap, SG (Specific Gravity). Besarnya kandungan komponen-komponen hidrokarbon dalam gas alam akan menentukan mutu gas tersebut, entah itu dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya. Semakin tinggi konsentasi hidrokarbon maka mutu dari gas alam tersebut akan semakin tinggi. Sementara untuk komponen non hidrokarbon bila kadarnya cukup tinggi maka mutu gas alam akan semakin rendah. Disamping itu, kandungan komponen non hidrokarbon digunakan untuk menentukan jenis dan dosis bahan kimia pada proses purifikasi atau treating, sehingga produk yang dihasilkan (LNG, LPG maupun BBG) dapat memenuhi spesifikasi.
Sekian ulasan kali ini mengenai sifat-sifat gas alam dan pengujian komposisinya. Artikel berikutnya akan dibahas tentang penggunaan hasil olahan gas alam pada berbagai bidang. Semoga artikel pengetahuan ini dapat menambah wawasan Anda, Terimkasih.
0 Response to "Sifat-Sifat Gas Alam dan Pengujian Komposisinya"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan konten blog, jangan meninggalkan link aktif karena akan kami anggap sebagai spam.